Pada bab ini, kita akan mempelajari koloid. Sistem koloid
sebenarnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dengan ukuran tertentu
dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi
sedangkan sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bersinggungan dengan
sistem koloid sehingga sangat penting untuk dikaji. Sebagai contoh, hampir
semua bahan pangan mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein,
karbohidrat, dan lemak. Emulsi seperti susu juga termasuk koloid. Dalam bidang
farmasi, kebanyakan produknya juga berupa koloid, misalnya krim, dan salep yang
termasuk emulsi. Dalam industri cat, semen, dan industri karet untuk membuat
ban semuanya melibatkan sistem koloid. Semua bentuk seperti spray untuk
serangga, cat, hair spray, dan sebagainya adalah juga koloid. Dalam bidang
pertanian, tanah juga dapat digolongkan sebagai koloid. Jadi sistem koloid
sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan suspensi
dijelaskan dalam Tabel berikut
Larutan
(dispersi molekuler)
|
Koloid
(dispersi koloid)
|
|
Suspensi
(dispersi kasar)
|
1.
Homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop
ultra
2.
Ukuran partikel berdimensi < 1nm
3.
1 fasa
4.
Sangat Stabil
5.
Tidak dapat disaring
|
1.
Secara makrospis
bersifat homogen, tetapi heterogen
jika diamati dengan mikroskp ultra.
2.
Ukuran partikel
berdimensi 1nm – 100nm
3.
2 fasa ( fase
terdispersi dan pendispersi)
4.
Pada umumnya
stabil
5.
Dapat disaring
dengan penyaring ultra
|
|
1.
Heterogen
2.
Ukuran partikel
berdimensi >100nm
3.
2 fasa
4.
Tidak stabil
5.
Dapat disaring
dengan penyaring biasa
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar